Minggu, 31 Oktober 2010

ABSURDnya azas liberal dari seni modern

Landasan kebebasan(liberal) yang menjadi ciri khas seni modern
pada konseptualnya memiliki beberapa aspek yang dapat dianggap ABSURD.
Azas liberal dalam seni modern menganggap bahwa kebebasan seniman dalam berkarya harus dibebaskan sebebas bebasnya tanpa lagi melihatn pertimbangan aspek
yang lain. Seni modern menganggap bahwa proses berkarya seni haruslah dilandaskan ego si seniman sehingga yang menjadi tolak ukur proses berkarya seniman modern adalah parameter nilai yang ada
pada seniman itu sendiri.
hal ini sebenarnya sah2 saja manakala proses berkarya atau berkesenian sang seniman ditunjukan hanya untuk dinikmati oleh diri sendiri tanpa bersinggungan atau berinteraksi dengan manusia lainnya.
Misalnya sang seniman menciptakan sebuah karya diruangan sepi tanpa ada manusia lainnya, lalu karya itu disimpan di ruangan sepi tanpa ada manusia lainnya, lalu karya itu disimpan di ruangan pribadi
yang hanya dapat dimasuki oleh seniman itu sendiri, lantas lukisan yang terpampang di ruangan pribadi itu kemudian dinikmati oleh seniman tersebut.
Namun seperti itukah proses berkesenian yang diharapkan..? tentu tidak bukan!!!??

Drs. Dharsono M.sn (rektor kepala STSI Surakrta) yang menyatak bahwa TERDAPAT 3 KOMPONEN UTAMA PEMBANGUN KESIDUPAN SENI,
YAITU: SENIMAN, KERYA SENI, DAN APRESIATOR. TIDAK SATUPUN KOMPONEN TERSEBUT DAPAT DIABAIKAN KEBERADAANNYA KARENA KESATUANNYA YANG DINAMIS MEMUNGKINKAN SENI HIDUP DAN BERKEMBANG DENGAN PROSSESNYA YANG KREATIF DAN DINAMIS PULA.

lalu ada juga pendapat dari filsuf plato yang menyatakan bahwa SENI DAN MASYARAKAT MERUPAKAN HUBUNGAN TAK TERPISAHKAN.

Sehingga jelaslah dalam proses berkesenian yang dilakukan oleh seniman akan memiliki ikatan terhadap lingkungan sosial di sekitarnya.
Dengan alasan inilah maka azas kebebasan (liberal) yang biasa diwancanakan adalah oleh sebagian openggiat seni modern pada dasarnya adlah wancana ABSURD, rancu, dan nonsense (omong kosong).
kebebasan yang diwancanakan sungguh bertolak dari pemikiran yang jernih dan komprehensif serta tidak relevan dengan fithrah manusia.
Hal ini berbeda dengan azas seni dalam islam, tiap individu manusia dalam islam diberikan kebebasan untuk melakukan exploitasi kreatifitas dalam segala hal
termasuk dalam berkesenian, namun kebebasan tersebut tetap memiliki batasan2 yang harus diperhatikan. Batasan2 tersebut diantaranya adalah pertimbangan sesuai atau tidaknya kegiatan berkesenian dengan tuntunan Allah, sesuai atau tidaknya tuntunan Allah pada interaksi kehidipan sosial bermasyarakat, serta sesuai atau tidaknya dengan tuntunan Allah pada fithrah yang ada pada manusia sebagai subjek seni itu sendiri.
Maka dengan azas islam yang kompleks, komprehensif, serta seimbang ini, seorang seniman akan mampu melaksanakan kegiatan berkeseniannya sengan kreatif dan dinamis namun tetap terjaga keharmonisannya dengan Allah, alam, diri sendiri, serta manusia lainnya. Wallahualam...

ya..
itulah itu senimu...
tapi inilah ini dunia milik_Nya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar